TUGAS TERSTRUKTUR TATAP MUKA KE-2 DAN KE-3
1.
Menurut
cognitive theory of multimedia learning bahwa ada tiga asumsi utama yang
dijadikan acuan dalam merancang suatu multimedia pembelajaran. Jelaskan ketiga
asumsi tersebut dengan memberikan contoh masing-masing media yang relevan untuk
pembelajaran kimia.
2.
Jelaskan
bagaimana teori dual coding dapat diadaptasikan dalam menyiapkan suatu
multimedia pembelajaran kimia.
JAWABAN :
1. Multimedia learning adalah teori pembelajaran yang
dipopulerkan oleh Richard R. Mayer yang digunakan sebagai representasi mental
dari gambar dan kata-kata yang kemudian dikenal sebagai Cognitive Theory of Multimedia
Learning (CTML).
Menurut
Mayer (2003) CTML mempunyai tiga asumsi dasar. Asumsi yang pertama adalah Dual Chanel (saluran ganda), manusia
memiliki dua cara dalam memproses informasi apa saja yang mereka dapat melalui
dua jalur, visual (penglihatan) dan audio
(pendengaran). Asumsi saluran-ganda ini dirangkum dalam Figur 1.3 oleh karena
dua saluran, figur ini juga dibagi dua. Figur 1.3 A menunjukkan saluran verbal
auditori. Figur 1.3 B menunjukkan saluran visual pictorial. Manusia memahami
suatu informasi yang didapat melalui citra auditori dan citra pictorial.
Pemahaman yang diproses melalui kedua saluran tersebut dan mempresentasikan
serta menyimpannya dalam memori jangka panjang. Contoh media pembelajaran kimia
yang relevan untuk asumsi ini adalah dengan memakai in-focus pada saat
pembelajaran dengan menampilkan video (informasi) mengenai suatu materi kimia,
karena dengan menampilkan video tersebut manusia bisa memproses informasi
melalui penglihatan (gambar yang ditampilkan dalam video) dan pendengaran
(suara yang terdengar dari video) dan kemudian disimpan ke dalam memori jangka
panjangnya. Asumsi yang kedua adalah Limited Capacity (kapasitas terbatas) , manusia memiliki daya tampung yang
terbatas terhadap informasi yang masuk pada setiap jalur yang diterima pada
waktu yang sama, asumsi ini diadopsi dari Cognitive
Load Theory. Manusia bukan mesin atau super komputer, semua informasi yang
diperoleh akan diolah, dipadukan, dan diintegrasikan dengan kapasitas otak.
Semua informasi yang masuk tidak bisa diolah dan disimpan secara langsung ke
otak. Beberapa dari informasi akan diolah menjadi sesuatu yang padu dan dapat
dipahami. Contoh media pembelajaran kimia yang relevan untuk asumsi ini adalah
dengan menggunakan papan tulis sebagai media (alat bantu dalam memberikan
informasi) dan seorang pengajar yang menyampaikan materi kimia dengan
menggunakan metode ceramah, karena manusia mempunyai kapasitas yang terbatas
jadi peserta didik harus mencatat apa yang guru jelaskan dan apa yang tertulis
di papan tulis kemudian diolah, dipadupadankan dan diintegrasikan ke otak dan
disimpan sebagai informasi yang baru. Asumsi yang ketiga adalah Active Processing (pemrosesan aktif),
manusia menggabungkan berbagai macam informasi yang mereka terima baik secara
visual maupun audio yang kemudian digabungkan menjadi satu kesatuan yang
koheren dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan yang lain. Manusia secara
aktif melibatkan dirinya dalam pemrosesan aktif untuk mengkonstruksi
represetasi mental yang saling terkait terhadap pengalaman mereka. Proses
kognitif aktif ini meliputi : memberi perhatian, menata informasi yang masuk
dengan pengetahuan lainnya. Pendeknya, manusia adalah prosesor aktif yang
menalar dan memasukakalkan setiap informasi yang ada. Manusia bukan prosesor
pasif yang hanya menerima merekam sesuatu dan menyimpannya di memori dan dapat
diputar olah kapan saja. Contoh media pembelajaran kimia yang relevan untuk
asumsi ini adalah dengan menggunakan in-focus dalam proses pembelajaran kimia
akan tetapi menggunakan metode diskusi dimana peserta didik memperoleh
informasi secara visual dan audio serta menata atau menggabungkan informasi
yang masuk dengan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya. Bagget (1984)
juga menambahkan bahwa pembelajaran yang melibatkan pendengaran dan penglihatan
akan menjadi lebih relevan terhadap pembelajaran daripada hanya pendengaran
atau penglihatan saja. Asumsi di atas menunjukkan bahwa CTML dibutuhkan sebagai
dasar teori untuk membuat media pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Mayer (2003) juga menambahkan bahwa
perancangan e-learning haruslah berdasar pada CTML sebagai dasar teori.
2.
Teori dual coding yang dikemukakan Allan Paivio (1971) menyatakan bahwa
informasi yang diterima seseorang diproses melalui salah satu dari dua channel
, yaitu channel verbal seperti teks dan suara, dan channel visual (nonverbal
image) seperti diagram, gambar, dan animasi. Kedua channel ini dapat berfungsi
baik secara independen, secara paralel, atau juga secara terpadu bersamaan.
Kedua channel informasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Channel
verbal memroses informasi secara berurutan sedangkan channel nonverbal memroses
informasi secara bersamaan (sinkron) atau paralel. Aktivitas berpikir dimulai ketika sistem sensory memory menerima
rangsangan dari lingkungan, baik berupa rangsangan verbal maupun rangsangan
nonverbal. Hubungan-hubungan representatif (representational connection)
terbentuk untuk menemukan channel yang sesuai dengan rangsangan yang diterima.
Dalam channel verbal, representasi dibentuk secara urut dan logis, sedangkan
dalam channel nonverbal, representasi dibentuk secara holistik. Sebagai contoh,
mata, hidung, dan mulut dapat dipandang secara terpisah, tetapi dapat juga
dipandang sebagai bagian dari wajah. Representasi informasi yang diproses
melalui channel verbal disebut logogen sedangkan representasi informasi yang
diproses melalui channel nonverbal disebut imagen (lihat Gambar).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Paivio dan Bagget tahun 1989 dan
Kozma tahun 1991, mengindikasikan bahwa dengan memilih perpaduan media yang
tepat, kegiatan belajar dari seseorang dapat ditingkatkan. Sebagai contoh,
informasi yang disampaikan dengan menggunakan kata-kata (verbal) dan ilustrasi
yang relevan memiliki kecenderungan lebih mudah dipelajari dan dipahami
daripada informasi yang menggunakan teks saja, suara saja, perpaduan teks dan
suara saja, atau ilustrasi saja.
Menurut teori Dual Coding yang dikemukakan oleh Paivio, kedua channel
pemrosesan informasi tersebut tidak ada yang lebih dominan. Namun demikian,
Carlson, Chandler, dan Sweller tahun 2003 telah melakukan sebuah riset untuk
melihat apakah pembelajaran yang dilakukan melalui diagram atau teks akan
membantu kegiatan belajar. Carlson dan kawan-kawan mengasumsikan bahwa karena
diagram lebih lengkap dibandingkan teks, dan dengan diagram seseorang mampu
menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lainnya, maka orang yang
belajar melalui diagram akan lebih berprestasi dibandingkan dengan orang yang
belajar dengan menggunakan teks saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk
bahan belajar yang memiliki tingkat interaktivitas tinggi, kelompok yang
belajar dengan menggunakan diagram memiliki prestasi lebih tinggi dibandingkan
dengan yang hanya belajar dengan teks. Untuk bahan belajar yang tidak memiliki
tingkat interaktivitas yang tinggi, kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan
prestasi yang signifikan.
Sebagai tambahan kesimpulan dari teori dual coding ini jika dikaitkan
dengan bagaimana seseorang memroses suatu informasi baru, dapat dinyatakan
bahwa teori ini mendukung pendapat yang menyatakan seseorang belajar dengan
cara menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya (prior knowledge). Peneliti berpendapat bahwa seorang tenaga
pemasaran yang memiliki masa kerja lebih lama juga memiliki prior knowledge
yang lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang memiliki masa kerja lebih
pendek, sehingga dapat diharapkan bahwa para tenaga pemasaran yang memiliki
masa kerja lebih lama akan lebih mudah memahami informasi baru yang disampaikan.
Teori Dual Coding juga menyiratkan bahwa seseorang akan belajar lebih
baik ketika media belajar yang digunakan merupakan perpaduan yang tepat dari
channel verbal dan nonverbal. Sejalan dengan pernyataan tersebut, peneliti
berpendapat bahwa ketika media belajar yang digunakan merupakan gabungan dari
beberapa media maka kedua channel pemrosesan informasi (verbal dan nonverbal)
dimungkinkan untuk bekerja secara paralel atau bersama-sama, yang berdampak
pada kemudahan informasi yang disampaikan terserap oleh pembelajar.
Apa perbedaan channel verbal dan channel nonverbal?
BalasHapusPesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata. Komunikasi yang pesannya dikemas secara verbal disebut komunikasi verbal, sedangkan komunikasi yang pesannya dikemas secara nonverbal disebut komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal adalah penyampaian makna dengan menggunakan kata-kata. Sedang komunikasi nonverbal tidak menggunakan kata-kata. Dalam komunikasi sehari-hari 35% berupa komunikasi verbal dan 65% berupa komunikasi nonverbal.
Hapusjelaskan maksud dari manusia secara aktif melibatkan dirinya dalam pemrosesan aktif untuk mengkonstruksi represetasi mental yang saling terkait terhadap pengalaman mereka!
BalasHapusMaksudnya kita sendiri yang ikut terlibat dalam pemrosesan suatu informasi untuk mengkonstruksi repsentasi mental kita yang terkait dengan pengalaman yang dialami diri sendiri.
Hapus