Kamis, 02 Februari 2017

PERTEMUAN 2

PRINSIP DASAR MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

Dalam pembelajaran pesan-pesan komunikasi seperti verbal dan buku cetak menjadi alat utama untuk menyampaikan ide-ide atau konsep kepada peserta didik. Pesan verbal dalam pembelajaran memang mampu menjadi alat berkomunikasi yang sangat praktis pada manusia. Akan tetapi pesan verbal saja memiliki keterbatasan seperti adanya rasa bosan, dan kurang tertangkapnya konsep dengan jelas. Salah satu cara agar pesan dapat tersampaikan dengan jelas dan menarik yaitu dengan menggunakan multimedia.

Dengan menggunakan multimedia informasi dari guru dapat tersampaikan dengan cara yang lebih bermakna kepada peserta didik. Terdapat banyak teknologi yang tersedia untuk membuat program multimedia yang inovatif dan interaktif. Program multimedia dapat meningkatkan kinerja peserta didik, menyajikan pengetahuan mereka dalam berbagai cara, memecahkan masalah, dan membangun pengetahuan. Pembelajaran berbasis multimedia didasarkan pada ide bahwa pesan-pesan pembelajaran harus dirancang sejalan dengan bagaimana otak manusia bekerja.

Dalam pembelajaran, multimedia sangat membantu guru dalam menyampaikan materi. Multimedia terdiri dari tiga level yaitu didasarkan pada alat-alat yang digunakan untuk mengirimkan pesan (media pengirimannya), format-format representasi yang digunakan untuk menyajikan pesan (mode-mode presentasinya seperti gambar, teks dan lain-lain), dan modalitas inderawi yang digunakan pengguna/siswa untuk menerima pesan (pancaindera). Multimedia pembelajaran bukan hanya sekedar perpaduan berbagai media tanpa ada landasan atau pendekatan sebagai dasar pembelajarannya. Berikut akan dibahas mengenai prinsip-prinsip dalam multimedia pembelajaran.

Prinsip – Prinsip Pembelajaran Berbasis Multimedia

Sebagai komponen dalam sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik komponen, seperti : tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran. Menurut Mayer (2009), prinsip-prinsip multimedia pembelajaran ada tujuh yaitu :

1. Prinsip Multimedia
Prinsip multimedia berbunyi murid bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar daripada dari kata-kata saja (Mayer, 2009:93). Yang dimaksudkan dengan kata-kata adalah teks tercetak di layar yang dibaca pengguna atau teks ternarasikan yang didengar pengguna melalui speaker atau headset. Yang dimaksudkan dengan gambar adalah ilustrasi statis seperti gambar, diagram, grafik, peta, foto, atau gambar dinamis seperti animasi dan video. Clark & Mayer (2011:70) menggunakan istilah penyajian multimedia untuk menyebut segala penyajian yang berisi kata-kata dan gambar.
Mayer (2009:93) beralasan bahwa saat kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara bersamaan, siswa punya kesempatan untuk mengkonstruksi model-model mental verbal dan piktorial dan membangun hubungan di antara keduanya. Sedangkan jika hanya kata-kata yang disajikan, maka siswa hanya mempunyai kesempatan kecil untuk membangun model mental piktorial dan kecil pulalah kemungkinannya untuk membangun hubungan di antara model mental verbal dan piktorial.

2. Prinsip Keterdekatan
Prinsip keterdekatan terbagi dua, yaitu keterdekatan ruang atau keterdekatan kata tercetak dengan gambar yang terkait (Mayer, 2009:119; Clark & Mayer, 2011:92) dan keterdekatan waktu atau keterdekatan kata-kata ternarasi dengan gambar yang terkait (Mayer, 2009:141; Clark & Mayer, 2011:102). Prinsip keterdekatan ruang menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata tercetak dan gambar-gambar yang terkait disajikan saling berdekatan daripada disajikan saling berjauhan (Mayer, 2009:119). Sedangkan prinsip keterdekatan waktu menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika kata-kata ternarasikan dan gambar-gambar yang terkait (animasi atau video) disajikan pada waktu yang sama (simultan) (Mayer, 2009:141).
Alasan Mayer (2009:119) berkaitan prinsip keterdekatan ruang adalah saat kata-kata dan gambar terkait saling berdekatan di suatu layar, maka murid tidak harus menggunakan sumber-sumber kognitif untuk secara visual mencari mereka di layar itu. Siswa akan lebih bisa menangkap dan menyimpan mereka bersamaan di dalam memori kerja pada waktu yang sama. Sedangkan untuk keterdekatan waktu, Mayer (2009:141) beralasan bahwa saat bagian narasi dan bagian animasi terkait disajikan dalam waktu bersamaan, siswa lebih mungkin bisa membentuk representasi mental atas keduanya dalam memori kerja pada waktu bersamaan. Hal ini lebih memungkinkan siswa untuk membangun hubungan mental antara representasi verbal dan representasi visual.

3. Prinsip Modalitas
Prinsip modalitas menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi (kata yang terucapkan) daripada dari animasi dan kata tercetak di layar (Mayer, 2009:197). Berdasarkan teori kognitif dan bukti riset, Clark & Mayer (2011:117) menyarankan untuk menarasikan teks daripada menyajikan teks tercetak di layar saat gambar (statis maupun bergerak) menjadi fokus kata-kata dan saat keduanya disajikan pada waktu yang bersamaan.
Mayer (2009:197) beralasan bahwa jika gambar-gambar dan kata-kata sama-sama disajikan secara visual, maka saluran visual akan menderita kelebihan beban tapi saluran auditori tidak termanfaatkan. Jika kata-kata disajikan secara auditori, mereka bisa diproses dalam saluran auditor, sehingga saluran visual hanya memproses gambar.

4. Prinsip Koherensi
Prinsip koherensi menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika hal-hal ekstra disisihkan dari sajian multimedia (Mayer, 2009:167). Prinsip koherensi terbagi atas tiga versi, yaitu pembelajaran siswa terganggu jika gambar-gambar menarik namun tidak relevan ditambahkan (Mayer, 2009:170; Clark & Mayer, 2011:159), pembelajaran siswa terganggu jika suara dan musik menarik namun tidak relevan ditambahkan (Mayer, 2009:181; Clark & Mayer, 2011:153), dan pembelajaran siswa akan meningkat jika kata-kata yang tidak dibutuhkan disisihkan dari presentasi multimedia (Mayer 2009:188; Clark & Mayer, 2011:166).
Mayer (2009:167) mengemukakan alasan teoretis bahwa materi ekstra selalu bersaing memperebutkan sumber-sumber kognitif dalam memori kerja sehingga bisa mengalihkan perhatian siswa dari materi yang penting. Hal-hal ekstra juga bisa menganggu proses penataan materi dan bisa menggiring siswa untuk menata materi di atas landasan tema yang tidak sesuai.

5. Prinsip Redundansi
Prinsip redundansi menyatakan bahwa siswa belajar lebih baik dari gambar dan narasi daripada dari gambar, narasi, dan teks tercetak di layar (Mayer, 2009:215). Implikasi dari hal ini adalah saran dari Clark & Mayer (2011:125) untuk tidak menambahkan teks tercetak di layar ke gambar yang sedang dinarasikan.
Clark & Mayer (2011:135) mengemukakan alasan bahwa siswa akan lebih memperhatikan teks tercetak di layar daripada ke gambar yang berkaitan. Saat mata mereka fokus di kata-kata tercetak, siswa tidak bisa melihat ke gambar yang sedang dinarasikan. Juga, siswa berusaha membandingkan teks tercetak dengan narasi yang diucapkan sehingga membebani proses kognitif. Karena itulah, untuk gambar yang sedang dinarasikan, hendaknya tidak ditambahkan teks tercetak di layar.

6. Prinsip Personalisasi
Prinsip personalisasi menyarankan agar pengembang multimedia menggunakan gaya percakapan dalam narasi daripada gaya formal (Clark & Mayer, 2011:182). Gaya percakapan di antaranya dicapai dengan menggunakan bahasa orang pertama dan orang kedua serta dengan suara manusia yang ramah.
Clark & Mayer (2011:184) menyatakan bahwa riset dalam proses diskursus menunjukkan bahwa manusia bekerja lebih keras untuk memahami materi saat mereka merasa berada dalam percakapan dengan seorang teman, daripada sekadar menerima informasi. Mengekspresikan informasi dalam gaya percakapan dapat merupakan cara untuk mempersiapkan proses kognitif siswa. Clark & Mayer (2011:184) menambahkan pula bahwa instruksi yang mengandung petunjuk sosial seperti gaya percakapan mengaktifkan perasaan kehadiran sosial, yaitu perasaan sedang dalam percakapan dengan pengarang. Perasaan kehadiran sosial ini mengakibatkan pembelajar terlibat dalam proses kognitif yang lebih dalam selama belajar dengan berusaha lebih keras memahami apa yang pengarang ucapkan, yang hasilnya adalah hasil belajar yang lebih baik.

7. Prinsip Segmentasi dan Pra Latihan
Prinsip segmentasi menyarankan untuk memecah materi pelajaran yang besar menjadi segmen-segmen yang kecil (Clark & Mayer, 2011:207). Saat sebuah materi pembelajaran kompleks, materi itu perlu dibuat menjadi sederhana dengan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang dapat diatur kemunculannya.
Clark & Mayer (2011:210) beralasan bahwa saat siswa menerima sajian yang berkelanjutan dan berisi konsep-konsep yang saling berhubungan, hasilnya adalah sistem kognitif menjadi kelebihan muatan, terlalu banyak pemrosesan yang dibutuhkan. Siswa tidak mempunyai kapasitas kognitif yang cukup untuk dilibatkan dalam pemrosesan esensial yang dibutuhkan untuk memahami materi tersebut. Solusi masalah di atas adalah membagi-bagi materi pelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat diatur, misalnya dengan memberi tombol “Lanjutkan”.
Prinsip pra-latihan menyarankan untuk memastikan siswa mengetahui nama dan karakteristik konsep-konsep penting (Clark & Mayer, 2011:212). Sebelum siswa belajar proses atau mengerjakan latihan pada suatu multimedia interaktif, hendaknya siswa diberi materi konsep-konsep penting berkaitan dengan proses yang akan dipelajari atau latihan yang akan dikerjakan. Contohnya, sebelum siswa melihat video demonstrasi cara membuat tabel basis data, siswa perlu mengetahui apa itu tabel, field, dan primary key.
Clark & Mayer (2011:215) menyatakan bahwa pra latihan dapat membantu pemula untuk mengelola pemrosesan materi kompleks dengan mengurangi jumlah pemrosesan esensial yang mereka lakukan saat presentasi disajikan. Saat siswa sudah mengetahui apa itu primary key, mereka bisa mengalokasikan proses kognitif untuk membangun model mental bagaimana peran primary key dalam perancangan sebuah tabel. Dengan demikian, alasan diperlukannya prinsip pra-latihan adalah prinsip ini membantu pengelolaan pemrosesan esensial yang dilakukan siswa dengan mendistribusikan materi-materi ke dalam bagian pra-latihan dari materi pembelajaran.

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip ini, pengembang multimedia pembelajaran diharapkan mampu untuk mengembangkan multimedia pembelajaran yang lebih berterima ke penggunanya. 

Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain:

a.  Media yang digunakan harus sesuai dengan hasil yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

b.     Isi dari media harus tepat untuk mendukung materi pelajaran, agar dapat membantu proses pembelajaran yang efektif, media harus sesuai dan selaras dengan kebutuhan pembelajaran dan kemampuan siswa.

c.  Media sebaiknya praktis, luwes, dan bertahan. Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, yang mudah diperoleh, atau mudah dibuat oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun.

d.  Guru terampil menggunakan media tersebut. Ini merupakan salah satu kriteria utama, apapun media yang digunakan guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat dari media ditentukan oleh guru yang menggunakannya.

e.    Pengelompokkan sasaran. Media yang layak dan efektif untuk sebuah kelompok kecil atau perorangan, belum tentu menjadi efektif jika digunakan dalam sebuah kelompok besar.

f.    Mutu teknis. Pengembangan visual harus memenuhi persyaratan teknis tertentu, misalnya pada sebuah slide informasi utama yang disampaikan tidak boleh terganggu dengan elemen latar belakang.

Keberhasilan penggunaan media pembelajaran tergantung dari beberapa faktor, seperti proses kognitif dan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu para ahli mengajukan prinsip-prinsip kelayakan media pembelajaran sehingga menghasilkan media pembelajaran yang efektif. 

Keberhasilan penggunaan media pembelajaran tergantung dari beberapa faktor, seperti proses kognitif dan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu para ahli mengajukan prinsip-prinsip kelayakan media pembelajaran sehingga menghasilkan media pembelajaran yang efektif. 

Azhar Arsyad (2006) menyebutkan prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran antara lain :

a. Proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat dibuat sedemikian rupa, misalnya dengan permainan instruksional, atau dengan yang lainnya. 

b. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media pembelajaran yang baik, maka proses pembelajaran diharapkan akan menjadi lebih interaktif. Membuat media pembelajaran yang mudah digunakan oleh siswa,akan membuat siswa lebih tertarik dan berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. 

c. Tersedia feedback (umpan balik). Media pembelajaran yang baik, seharusnya tersedia umpan balik atau feedback yang dapat dengan mudah dipahami oleh siswa, sehingga jika terdapat kesalahan yang dikerjakan siswa dapat dengan segera diketahui dan dipahami. Media pembelajaran yang menyediakan feedback dapat meningkatkan motivasi diri pada siswa, dengan menginformasikan hasil yang didapat oleh siswa saat mengerjakan.



DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Clark & Mayer. 2011. The Cambridge Handbook of Multimedia Learning. Cambridge University Press


Mayer, Richard E. 2009. Multimedia learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

33 komentar:

  1. jelaskan menurut anda Multimedia yang seperti apa yang cocok digunakan dalam pembelajaran di indonesia ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya semua multimedia yang berkembang saat ini cocok digunakan dalam pembelajaran di Indonesia. Akan tetapi tergantung kepada lingkungan sekolahnya juga, apakah sekolah tersebut sudah memadai jika digunakan multimedia misalnya guru mengajar ingin menggunakan infocus, nah apakah di sekolah tersebut akses listriknya telah ada atau tidak, maka disitulah multimedia bisa digunakan atau tidak.

      Hapus
  2. Dari prinsip-prinsip yang telah anda jelaskan, manakah prisip yang sulit diterapkan ? jelaskan !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya prinsip yang sulit terapkan adalah prinsip koherensi. Karena prinsip koherensi menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika hal-hal ekstra disisihkan dari sajian multimedia. Prinsip koherensi terbagi atas tiga versi, yaitu pembelajaran siswa terganggu jika gambar-gambar menarik namun tidak relevan ditambahkan, pembelajaran siswa terganggu jika suara dan musik menarik namun tidak relevan ditambahkan, dan pembelajaran siswa akan meningkat jika kata-kata yang tidak dibutuhkan disisihkan dari presentasi multimedia.

      Hapus
  3. Rumampuk (1988) mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah:
    1. Perlu diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa.
    2. Pemilihan media perlu secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan pembelajar atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. Pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar peserta didik.
    3. Tidak ada satupun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
    4. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar.
    5. Untuk dapat memilih media dengan tepat, pembelajaran hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media,
    6. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sependapat dengan saudari nur bahwa dalam pemilihan suatu media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus memperhatikan ke enam prinsip-prinsip tersebut.

      Hapus
  4. Apakah masih bisa dikatakan multimedia jika salah satu prinsip tidak dapat dilaksanakan? Jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya masih dikatakan multimedia karena prinsip-prinsip tersebut tidak saling berkaitan. Dan masing-masing prinsip mempunyai peranan yang berbeda dalam penggunaan multimedia.

      Hapus
  5. Bagaimana cara anda membuat multimedia sehingga dapat menarik minat dan perhatian siswa yang memiliki karakteristik berbeda-beda dengan memperhatikan prinsip koherensi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Misalnya kita membuat PPT untuk menjelaskan sebuah materi, nah mengenai PPT tersebut banyak sekali yang bisa kita tampilkan seperti teks, gambar, video, animasi, audio dan lain sebagainya. Selain itu juga kita harus mengetahui karakteristik siswanya, sehingga multimedia tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran sesuai prinsip koherensi.

      Hapus
  6. Apakah prinsip-prinsip ini harus berjalan seluruhnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya tidak, karena bergantung dari karakteristik dan minat siswanya dalam pembelajaran sehingga multimedia dapat digunakan berdasarkan masing-masing prinsip tersebut.

      Hapus
  7. saya ingin menjawab pertanyaan rahmat
    menurut saya dalam multimedia pembelajaran seluruh prinsip ini harus diterapkan agar diperoleh media yang tepat dan efektif digunkan dalam pembelajran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tidak sependapat dengan anda karena menurut saya suatu multimedia digunakan berdasarkan masing-masing prinsip tersebut, bukan satu multimedia menggunakan seluruh prinsip tersebut.

      Hapus
  8. saya kan menjawab pertanyaan reni :

    menurut saya masih karena setiap multimedia memiliki kriteria sesuai dengan prinsip yang ingin digunakan didalamnya. jadi tidak semua prinsip harus masuk dalam suatu multimedia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sependapat dengan saudari wela, memang masih dikatakan multimedia apabila suatu prinsip tidak berjalan karena prinsip-prinsip tersebut tidak saling berkaitan. Dan masing-masing prinsip mempunyai peranan yang berbeda dalam penggunaan multimedia.

      Hapus
  9. apakah prinsip yang ada bisa menggambarkan seberapa efektifnya multimedia yang dibuat untuk pembelajaran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya iya tergantung kepada karakteristik dan minat siswa dalam proses pembelajaran sehingga kita bisa menggunakan prinsip yang sesuai, dan pembelajaran pun dapat berlangsung efektif.

      Hapus
  10. Menambahkan sedikit:
    Rosch menyatakan bahwa multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video. Sementara Mc. Cormick mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi dari tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks. Robin & Linda mengartikan multimedia sebagai alat yang dapat menciptkakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, auido, dan gambar video (Suyanto, 2003: 5).Ade Cahyana dan Devi Munandar (2008) memberikan definisi teknologi multimedia sebagai perpaduan dari teknologi komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunak dengan teknologi elektronik. Menurut keduanya sekarang ini perkembangan serta pemanfaatan teknologi multimedia banyak digunakan hampir di seluruh aspek kegiatan.
    Dalam buku yang berjudul ”The Developers Handbook to Interaktive Multimedia”, Rob Philip (1997: 8) menjelaskan :
    ”The term ‘multimedia’ is a catch-all phrase to describe the new wave of computer software that primarily deals with the provisions of information. The ’multimedia’ component is characterized by the presence of text, picture, sound, animation and video; some or all wich are organized into some coherence program. The ‘interactive’ component refers to the process of empowering the user to control the environment usually by a computer.”
    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan dari beberapa elemen informasi yang dapat berupa teks, gambar, suara, animasi, dan video. Program multimedia biasanya bersifat interaktif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan tambahan saudari mauli bahwa suatu multimedia merupakan kombinasi antara komputer dengan video yang di dalamnya terdapat gambar, teks, suara, animasi dan lainnya.

      Hapus
  11. Berikan contoh dari prinsip-prinsip keterdekatan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Prinsip keterdekatan ini ada dua yakni keterdekatan ruang dan keterdekatan waktu. Prinsip keterdekatan ruang menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata tercetak dan gambar-gambar yang terkait disajikan saling berdekatan daripada disajikan saling berjauhan, contohnya misalnya kita menjelaskan materi mengenai contoh koloid, nah sebaiknya contoh koloid disebutkan dan disertai gambarnya, akan tetapi gambarnya tidak boleh berjauhan, maksudnya jika contohnya larutan susu maka di bawahnya di beri gambar larutan susu dan gambar tersebut tidak boleh jauh. Sedangkan prinsip keterdekatan waktu menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika kata-kata ternarasikan dan gambar-gambar yang terkait (animasi atau video) disajikan pada waktu yang sama (simultan), contohnya kita menjelaskan suatu materi dengan video, nah saat video ditampilkan kita sebagai guru tidak boleh diam tapi ikut menjelaskan materi ketika video tersebut ditampilkan.

      Hapus
  12. Bisakah anda jelaskan mengapa prinsip pengandaian itu perlu mencakup pada prinsip-prinsip media pembelajaran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena prinsip pegadaian menjelaskan materi dengan audio meningkatkan belajar. Siswa belajar lebih baik dari animasi dan narasi, daripada dari animasi dan teks pada layar. Sehingga prinsip pegadaian perlu mencakup pada prinsip-prinsip media pembelajaran.

      Hapus
  13. Berikan contoh media yang memenuhi seluruh prinsip2 yang anda jelaskan di atas!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Media yang memenuhi prinsip-prinsip tersebut menurut saya adalah PPT, buku, speaker, dan lainnya.

      Hapus
  14. Media yang layak dan efektif untuk sebuah kelompok kecil atau perorangan, belum tentu menjadi efektif jika digunakan dalam sebuah kelompok besar. bagaimana anda mengatasi hal tersebut ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara mengatasinya kita harus tahu kriteria pemilihan media tersebut, sehingga media tersebut layak dan efektif digunakan. Adapun kriterianya adalah :
      a. Media yang digunakan harus sesuai dengan hasil yang ingin dicapai
      Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
      b. Isi dari media harus tepat untuk mendukung materi pelajaran.
      Media dipilih agar dapat membantu proses pembelajaran yang efektif, media harus sesuai dan selaras dengan kebutuhan pembelajaran dan kemampuan siswa.
      c. Media sebaiknya praktis, luwes dan bertahan.
      Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media yang ada, yang mudah diperoleh, atau mudah dibuat oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan kapanpun.
      d. Guru terampil menggunakan media tersebut.
      Ini merupakan salah satu kriteria utama, apapun media yang digunakan guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat dari media ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
      e. Pengelompokan sasaran.
      Media yang layak dan efektif untuk sebuah kelompok kecil atau perorangan, belum tentu menjadi efektif jika digunakan dalam sebuah kelompok besar.
      f. Mutu teknis.
      Pengembangan visual harus memenuhi persyaratan teknis tertentu, misalnya pada sebuah slide informasi utama yang disampaikan tidak boleh terganggu.

      Keberhasilan penggunaan media pembelajaran tergantung dari beberapa faktor, seperti proses kognitif dan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu para ahli mengajukan prinsip-prinsip kelayakan media pembelajaran sehingga menghasilkan media pembelajaran yang ektif dan efisien.

      Hapus
  15. Sedikit menambahkan.
    Saat siswa menerima sajian yang berkelanjutan dan berisi konsep-konsep yang saling berhubungan, hasilnya adalah sistem kognitif menjadi kelebihan muatan, terlalu banyak pemrosesan yang dibutuhkan. Siswa tidak mempunyai kapasitas kognitif yang cukup untuk dilibatkan dalam pemrosesan esensial yang dibutuhkan untuk memahami materi tersebut. Solusi masalah di atas adalah membagi-bagi materi pelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat diatur, misalnya dengan memberi tombol “Lanjutkan”.

    Prinsip pra-latihan menyarankan untuk memastikan siswa mengetahui nama dan karakteristik konsep-konsep penting (Clark & Mayer, 2011:212). Sebelum siswa belajar proses atau mengerjakan latihan pada suatu multimedia interaktif, hendaknya siswa diberi materi konsep-konsep penting berkaitan dengan proses yang akan dipelajari atau latihan yang akan dikerjakan. Contohnya, sebelum siswa melihat video demonstrasi cara membuat tabel basis data, siswa perlu mengetahui apa itu tabel, field, dan primary key.

    Clark & Mayer (2011:215) menyatakan bahwa pra latihan dapat membantu pemula untuk mengelola pemrosesan materi kompleks dengan mengurangi jumlah pemrosesan esensial yang mereka lakukan saat presentasi disajikan. Saat siswa sudah mengetahui apa itu primary key, mereka bisa mengalokasikan proses kognitif untuk membangun model mental bagaimana peran primary key dalam perancangan sebuah tabel. Dengan demikian, alasan diperlukannya prinsip pra-latihan adalah prinsip ini membantu pengelolaan pemrosesan esensial yang dilakukan siswa dengan mendistribusikan materi-materi ke dalam bagian pra-latihan dari materi pembelajaran.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sependapat dengan saudari dewi bahwa siswa tidak mempunyai kapasitas pengetahuan yang cukup untuk dilibatkan dalam pemrosesan esensial yang dibutuhkan untuk memahami materi tersebut. Solusi masalah di atas adalah membagi-bagi materi pelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat diatur, misalnya dengan memberi tombol “Lanjutkan”. Sebelum siswa belajar proses atau mengerjakan latihan pada suatu multimedia interaktif, hendaknya siswa diberi materi konsep-konsep penting berkaitan dengan proses yang akan dipelajari atau latihan yang akan dikerjakan. Contohnya, sebelum siswa melihat video demonstrasi cara membuat tabel basis data, siswa perlu mengetahui apa itu tabel, field, dan primary key.Saat siswa sudah mengetahui apa itu primary key, mereka bisa mengalokasikan proses kognitif untuk membangun model mental bagaimana peran primary key dalam perancangan sebuah tabel. Dengan demikian, alasan diperlukannya prinsip pra-latihan adalah prinsip ini membantu pengelolaan pemrosesan esensial yang dilakukan siswa dengan mendistribusikan materi-materi ke dalam bagian pra-latihan dari materi pembelajaran.

      Hapus
  16. adakah prinsip yang mendasar dalam pemilihan media pembelajaran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Efektivitas Media Pembelajaran

      Prinsip utama pemilihan media pembelajaran adalah efektivitas media pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran serta efektivitasnya dalam membantu siswa memahami materi pembelajaran yang akan disajikan. Guru harus menimbang-nimbang apakah suatu media pembelajaran yang akan digunakan lebih efektif bila dibandingkan dengan media yang lain.

      Taraf Berpikir Siswa

      Media pembelajaran juga harus dipilih berdasarkan prinsip taraf berpikir siswa. Benda-benda yang bersifat konkret lebih baik digunakan sebagai media pembelajaran bila dibandingkan media yang lebih abstrak. Demikian pula media pembelajaran yang kompleks dari segi struktur atau tampilan akan lebih sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang sederhana.

      Interaktivitas Media Pembelajaran

      Prinsip ketiga yang harus diperhatikan dalam pemilihan media dalam pembelajaran di kelas adalah interaktivitas. Seberapa besar kemungkinan siswa dapat berinteraksi dengan media pembelajaran? Makin interaktif media, makin bagus media pembelajaran itu karena lebih mendorong siswa untukterlibat aktif dalam belajar.

      Ketersediaan Media Pembelajaran

      Guru boleh saja berangan-angan menggunakan media pembelajaran yang sangat efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi pelajaran, dan interaktivitasnya tinggi. Tetapi jika media yang sedemikian tidak tersedia, tentu juga sia-sia. Media yang dipilih saat merancang pembelajaran secara logis sudah tersedia di sekolah, atau paling tidak bila tidak dimiliki masih dapat diperoleh dengan mudah, misalnya dengan meminjam atau membuat sendiri. Jumlah media yang akan digunakan juga harus diperhitungkan dengan jumlah siswa di kelas. Bila media pembelajaran digunakan bukan secara klasikal, tetapi secara berkelompok atau individual, maka jumlah media pembelajaran yang tersedia harus mencukupi.

      Minat Siswa Terhadap Media Pembelajaran

      Penting sekali bagi guru untuk memperhatikan prinsip pemilihan media yang satu ini: minat siswa.Sebuah media pembelajaran sangat berpengaruh pada minat siswa. Ada media-media pembelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa jauh lebih baik bila dibanding menggunakan media pembelajaran lain.

      Hapus
  17. Bagaimana jika hanya salah satu prinsip saja yang terjalankan? apakah bisa dibilang pemilihan multimedia kita sudah benar?

    BalasHapus