TEORI PEMROSESAN INFORMASI
BERBANTUAN MEDIA
(MENURUT GAGNE DAN ATKINSON)
PENGERTIAN TEORI PEMROSESAN
INFORMASI
Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari
otak. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi
dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan
suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses
di dalam otak melalui beberapa indera.
Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori
belajar sibernetik. Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar
sibernetik adalah pengolahan informasi. Dalam teori ini, seperti psikologi
kognitif mengkaji proses belajar penting dari hasil belajar namun yang lebih
penting dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem informasi, sistem
informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar.
- Menurut Gagne
Berdasarkan kondisi internal dan eksternal, Gagne menjelaskan bagaimana
proses belajar itu terjadi. Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne
didasarkan pada teori pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut :
1.
Rangsangan
yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses sebagai
informasi.
2.
Informasi
dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori
jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3. Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan
dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
Seperangkat proses yang bersifat internal yang dimaksud oleh Gagne
adalah kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk
mencapai hasil belajar dan terjadinya proses kognitif dalam diri individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.
Teori pemrosesan informasi bermula dari asumsi bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan salah
satu hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut teori ini, belajar merupakan
proses mengelola informasi, namun teori ini menganggap sisitem informasi yang
diproses yang nantinya akan dipelajari siswa adalah yang lebih penting. Karena
informasi inilah yang akan menentukan proses dan bagaimana proses belajar akan
berlangsung akan sangat oleh sistem informasi yang dipelajari.
Robert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengembangkan teori
belajar yang mencapai kulminasinya (titik uncak) pada “The Condition of
Learning”. Banyak gagasan Gagne tentang teori belajar, seperti belajar konsep
dan model pemrosesan informasi, pada bukunya “The Condition of Learning”
mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich persists
over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth.
Dalam bukunya Robert M. Gagne disebutkan bahwa : A very special kind of
intellectual skill, of particular in probelem solving, is called a cognitive
strategy. In term of modern learning theory, a cognitive strategy is a control
process . An internal process by means of which thinking. Gagne mengemukakan
delapan fase dalam satu tindakan belajar. Fase-fase itu merupakan
kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru.
Setiap fase dipasangkan dengan suatu proses yang terjadi dalam pikiran siswa.
Kejadian-kejadian belajar itu akan diuraikan dibawah ini, yaitu:
1. Fase
motivasi : siswa yang belajar
harus diberi motivasi untuk memanggil informasi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2. Fase pengenalan : siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial
dari suatu kejadian instruksional, jika belajar akan terjadi.
3. Fase perolehan : apabila siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia telah
siap untuk menerima pelajaran.
4. Fase retensi : informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka
pendek ke memori jangka panjang. Ini dapat terjadi melalui penggulangan kembali
5. Fase pemanggilan : pemanggilan dapat ditolong dengan memperhatikan kaitan-kaitan antara
konsep khususnya antara pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
6. Fase generalisasi : biasanya informasi itu kurang nilainya, jika tidak dapat diterapkan
diluar konteks di mana informasi itu dipelajari.
7. Fase penampilan : tingkah laku yang dapat diamati. Belajar terjadi apabila stimulus
mempengaruhi individu sedemikan rupa sehingga performancenya berubah dari
situasi sebelum belajar kepada situasi sesudah belajar.
8. Fase umpan balik : para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka
yang menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang
diajarkan.
Asumsi yang mendasari teori-teori pemrosesan informasi menjelaskan
tentang (1) hakekat sistem memori manusia, dan (2) cara bagaimana pengetahuan
digambarkan dan disimpan dalam memori. Konsepsi lama mengenai memori manusia
adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat penyimpanan untuk menyimpan
informasi dalam waktu yang lama, sehingga memori diartikan sebagai koleksi
potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas atau saling tidak ada
kaitannya. Akan tetapi pada tahun 1960-an memori manusia mulai dipandang
sebagai suatu struktur yang rumit yang mengolah dan mengorganisasi semua
pengetahuan manusia
Metode ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur kecepatan spontanitas kelenturan
daya tahan. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih
membutuhkan peran orang tua. Kekurangan metode ini adalah pembelajaran siswa
yang berpusat pada guru bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil.
Murid dipandang pasif, murid hanya mendengarkan, menghafal penjelasan guru
sehingga guru sebagai sentral dan bersifat otoriter.
- Menurut Atkinson
Teori pemrosesan informasi ini
didasarkan pada model memori dan penyimpanan yang dikemukakan oleh Atkinson dan
Shiffin yang menyatakan bahwa memori manusia terdiri dari tiga jenis yaitu sensori
memori (sensory register) yang menerima informasi melalui indra
penerima seperti mata, telinga, hidung, mulut, dan atau tangan, setelah
beberapa detik, informasi tersebut akan hilang atau diteruskan pada ingatan
jangka pendek (short term memory atau working memory). Informasi tersebut
setelah 5-20 detik akan hilang atau tersimpan ke dalam ingatan jangka panjang (
long term memory).
MODEL PEMROSESAN
INFORMASI
Pada hakikatnya model pembelajaran dengan pemerosesan informasi
didasarkan pada teori belajar kognitif. Model pembelajaran tersebut
berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi dan sistem yang dapat
memperbaiki kemampuan belajar siswa. Pemrosesan informasi menunjuk kepada
cara-cara mengumpulkan atau menerima stimulus dari lingkungan, mengorganisasi
data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah serta
menggunakan simbol-simbol verbal dan non-verbal.
Proses informasi dalam ingatan dimulai dari proses penerimaan informasi
(encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (stroge ) dan diakhiri dengan
mengungkapkan kembali informas-informasi yang telah disimpan dalam ingatan
(retrival ).
Teori belajar pemerosesan informasi
mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup
beberapa tahapan.
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Sistem syaraf
menggunakan kode internal yang merepresentasikan stimulus eksternal. Dengan
cara ini representasi objek/kejadian eksternal dikodekan menjadi informasi
internal dan siap disimpan.
Stroge adalah informasi yang diambilkan dari memori jangka pendek kemudian
diteruskan untuk diproses dan digabungkan ke dalam memori jangka panjang. Namun
tidak semua informasi dari memori jangka pendek dapat disimpan. Kunci penting
dalam penyimpanan di memori jangka panjang adalah adanya motivasi yang cukup
untuk mendorong adanya latihan berulang hal-hal dari memori jangka pendek.
Retrival adalah hasil akhir dari proses memori. Mengacu pada pemanfaatan
informasi yang disimpan. Agar dapat diambil kembali, informasi yang disimpan
tidak hanya tersedia tetapi juga dapat diperoleh karena meskipun secara
teoritis informasi yang disimpan tersedia tetapi tidak selalu mudah untuk
menggunakan dan menempatkannya.
Teori
ini ditemukan oleh Gagne yang didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor
yang kompleks pada proses belajar manusia. Penelitiannya dimaksudkan untuk
menemukan teori pembelajaran yang efektif. Analisanya dimulai dari identifikasi
konsep hirarki belajar, yaitu urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh
pembelajar (peserta didik) agar dapat mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau
lebih kompleks.
Teori
pemrosesan informasi umumnya berpijak pada tiga asumsi berikut :
1.
Antara stimulus dan respon berpijak pada asumsi, yaitu pemrosesan informasi
ketika pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu
2.
Stimulus yang diproses melalui tahap-tahapan tadi akan mengalami perubahan
bentuk ataupun isinya
3.
Salah satu tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen, yaitu
komponen struktur dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol).
Komponen-komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi,
kapasitas bentuk informasi, serta proses terjadinya ”lupa”. Ketiga komponen
tersebut adalah sebagai berikut :
- · Sensory Receptor (SR)
Sensory Receptor adalah sel tempat pertama kali informasi diterima dari
luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, informasi hanya bertahan
dalam waktu yang sangat singkat dan mudah tergangu atau berganti.
- · Working Memory (WM)
Working Memory diasumsikan mampu menangkap informasi yang mendapat
perhatian individu, perhatian dipengaruhi oleh persepsi. Karakteristik
Working Memory adalah memiliki kapasitas
terbatas (informasi hanya mampu bertahan 15 detik jika tidak diadakan
pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari
stimulus aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan
jumlah informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.
- · Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory diasumsikan: 1) berisi semua pengetahuan yang telah
dimiliki oleh individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan 3) bahwa
sekali informasi disimpan di dalam LTM, ia tidak akan pernah terhapus atau
hilang. Sedangkan lupa adalah proses gagalnya memunculkan kembali informasi
yang diperlukan.
PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER (PBK)
Pemanfaatan Komputer dalam Pembelajaran
Komputer
di dunia pendidikan tidak hanya digunakan untuk mempelajari seluk beluknya,
tetapi juga sebagai sarana komunikasi serta sebagai media dalam proses pembelajaran.
Hal ini karena potensi komputer yang dapat dimanfaatkan untuk dunia pendidikan
telah sangat luas dan menjangkau berbagai kepentingan. Proses pembelajaran
dapat juga dilaksanakan dengan bantuan komputer.
Secara
garis besar komputer dimanfaatkan dalam dua macam penerapan, yaitu dalam bentuk
pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Instructional-CAI),
dan pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Instruction-CBI).
Dalam banyak hal kedua penerapan dalam pemanfaatan komputer untuk pembelajaran
ini adalah sama. Perbedaan yang menonjol diantara keduanya terletak pada fungsi
perangkat lunak yang digunakan. Pada CAI perangkat lunak yang digunakan
berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran, seperti sebagai multimedia,
alat bantu dalam presentasi maupun demontrasi atau sebagai alat bantu dalam
pelaksanaan pembelajaran. Adapun pembelajaran berbasis komputer (CBI) mempunyai
fungsi lebih luas. Perangkat lunak dalam CBI disamping bisa dimanfaatkan
sebagai fungsi CAI, bisa juga dimanfaatkan dengan fungsi pembelajaran
individual (individual learning).
Dalam
pembelajaran bermedia komputer ini siswa berhadapan dan berinteraksi secara
langsung dengan komputer. Interaksi antara komputer dan siswa ini terjadi
secara individual dan komputer memang memiliki kemampuan untuk itu. Dengan
demikian apa yang dialami siswa satu dengan lainnya tidak akan sama. Potensi
pelayanan terhadap perbedaan siswa inilah komputer digunakan dalam sistem
pembelajaran.
Ciri-ciri Media Pembelajaran
Berbantuan Komputer
Ciri-ciri
media yang dihasilkan teknologi berbantuan komputer (baik perangkat keras maupun
perangkat lunak) sebagai berikut:
(1) dapat digunakan
secara acak, non-sekuensial, atau secara linier,
(2) dapat digunakan
berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang/pengembang
sebagaimana direncanakannya,
(3) biasanya
gagasangagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol dan grafik,
(4) prinsip-prinsip ilmu
kognitif untuk mengembangkan media ini, dan
(5) pembelajaran dapat
berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi.
Keuntungan Media Pembelajaran
Berbasis Komputer
Terdapat
beberapa kelebihan media berbantuan komputer terkait dengan multimedia
interaktif yaitu:
1. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara individual.
2. Menyediakan
presentasi yang menarik dengan animasi.
3. Menyediakan pilihan
isi pembelajaran yang banyak dan beragam.
4. Mampu membangkitkan
motivasi siswa.
5. Mampu mengaktifkan
dan menstimulasi metode pembelajaran dengan baik.
6. Meningkatkan
pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.
7. Merangsang siswa
mendapat pengalaman bersifat konkrit, dan retensi siswa meningkat.
8. Memberikan umpan
balik secara langsung.
9. Siswa dapat
menentukan sendiri percepatan belajarnya.
10. Siswa dapat
melakukan self evaluation.
Hal
ini didukung oleh Wankat dan Orenovicz bahwa keuntungan lain dari pembelajaran
berbantuan komputer adalah memberikan kemudahan bagi guru mengembangkan materi
pembelajaran lebih lanjut yaitu:
1. Mengakomodasi siswa
yang lamban karena dapat menciptakan iklim belajar yang efektif dengan cara
yang lebih individual.
2. Merangsang siswa
untuk mengerjakan latihan karena tersedianya animasi grafis, warna dan musik.
3. Kendali berada pada
siswa sehingga percepatan belajar disesuaikan dengan tingkat kemampuan.
Keterbatasan Media Pembelajaran
Berbantuan Komputer
Ada
beberapa keterbatasan pembelajaran berbantuan komputer, yaitu:
1. Hanya efektif jika
digunakan oleh satu orang atau kelompok kecil.
2. Tampilan yang kurang
menarik dan tidak dirancang dengan baik akan melemahkan motivasi siswa untuk
belajar.
3. Guru yang tidak
paham dengan aplikasi program harus bekerja sama dengan ahli programmer grafis,
juru kamera dan teknisi komputer.
4. Guru yang tidak
menguasai strategi pembelajaran bermedia komputer akan membuat pembelajaran
menjadi tidak bermakna.
5. Dalam perancangannya
memerlukan biaya yang relatif mahal.
6. Pembelajaran
terbatas pada apa yang ada pada program saja.
Keterbatasan
ini tentunya dapat diminalisir dengan merancang multimedia semenarik mungkin
sehingga siswa termotivasi untuk belajar, guru meningkatkan kompetensinya dalam
mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran, serta perlu kerja sama yang baik
antara guru sebagai perancang pembelajaran dengan programmer yang menguasai
berbagai software pengembangan media dalam memproduksi (membuat) multimedia.
Evaluasi Media Pembelajaran Berbantuan
Komputer
Media
seperti apapun yang dibuat perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara
luas, penilaian (evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang
dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Beberapa
beberapa tujuan evaluasi media pembelajaran, yaitu :
1) Menentukan apakah
media pembelajaran itu efektif.
2) Menentukan apakah
media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
3) Menentukan apakah
media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar siswa.
4) Memilih media
pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar mengajar di
kelas.
5) Menentukan apakah
isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu.
6) Menilai kemampuan
guru menggunakan media pembelajaran.
7) Mengetahui apakah
media pembelajaran itu benar-benar memberi sumbangan terhadap hasil belajar
seperti yang dinyatakan.
8) Mengetahui sikap
siswa terhadap media pembelajaran.
Evaluasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diskusi kelas dan kelompok interviu
perorangan, observasi mengenai perilaku siswa, dan evaluasi media yang telah
tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Budiningsih , C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran cetakan 1.
Jakarta: Rineka Cipta
Gagne, M. Robert. 1970. The Conditions of Learning. America : United
States of America
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grapindo
Persada
saya annisa puspa nim:a1c115038 ingin bertanya
BalasHapusBagaimana cara memodifikasikan pengetahuan baru dalam pembelajaran kimia?
Misalnya kita mengambil pada materi sitem tabel periodik unsur yang mana terdapat banyak sekali unsur yang perlu diketahui namun sangat sulit untuk menghapal satu per satu setiap unsur tersebut. cara memodifikasi nya dengan memberikan cara mudah untuk mengingat unsur tesebut misalnya pada golongan II A yaitu Be,Mg,Ca,Sr,Ba,Ra jadi untuk mempermudahnya dengan menyebutkan nya seperti ini : Beli(Be) Mangga (Mg) Campur ( Ca) sirsak (Sr) banyak (Ba) rasa (Ra). jadi hal tersebut mempermudah siswa dalam mengingat unsur pergolongan .
HapusStroge adalah informasi yang diambilkan dari memori jangka pendek kemudian diteruskan untuk diproses dan digabungkan ke dalam memori jangka panjang. Namun tidak semua informasi dari memori jangka pendek dapat disimpan.Mengapa tidak semua informasi dari memori jangka pendek dapat disimpan? Apakah ada syarat tertentu agar memori itu bisa di simpan dalam jangka panjang?
BalasHapusIngatan jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek.
HapusDari ingatan jangka pendek ini, ada sebagian materi yang hilang, sebagian lagi diteruskan ke dalam ingatan jangka panjang. Jika kita mengingat kembali akan suatu informasi, informasi dari ingatan jangka panjang tadi akan dikembalikan ke ingatan jangka pendek. Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
Jumlah informasi yang bisa disimpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas. Hanya lima hingga sembilan informasi saja yang dapat berada dalam memori jangka pendek sekaligus. Setiap kali anda memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori sensorik, Anda harus mendorong keluar sesuatu yang telah anda perhatikan sebelumnya. Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi anda ketika berlatih mengulang nomor telepon sebelum informasi nomor tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka informasi akan terlempar keluar dan anda harus melihat dan mengingat kembali.
Ingatan jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah; putaran fonologi (phonological loop), gambaran penglihatan-ruang (visuo-spatial sketchpad), dan pelaksana pusat (central executive).
Putaran fonologi menyimpan dan mengingat kembali kata-kata yang saat itu sedang dipikirkan. Baddeley (1975) dalam penelitiannya, meminta partisipan mengingat kembali beberapa daftar pendek berisi kata-kata secara berurutan. Ia menemukan bahwa partisipan mampu mengingat kata-kata yang mereka sebutkan dalam dua detik. Kesimpulannya, putaran fonologi dapat menyimpan kata dengan baik dalam dua detik.
Gambaran penglihatan-ruang adalah ketika kita membentuk citra/gambaran mental tentang sesuatu. Gambaran penglihatan-ruang juga berperan dalam tugas-tugas spasial, misalnya mencari jalan memutar dan menentukan jarak.
Ingatan jangka pendek bukan hanya sebuah tempat penyimpanan ingatan sementara, tetapi juga lokasi berpikir secara aktif, tempat menyaring, memilah, dan menggabungkan informasi lama dengan informasi yang baru, lalu mengambil keputusan. Proses ini disebut penemuan mental. Penemuan mental merupakan salah satu fungsi terpenting dalam ingatan jangka pendek. Misalnya, bayangkan sebuah segitiga, lingkaran, dan empat persegi panjang. Gabungkan ketiganya, gambarlah objek yang anda ciptakan tersebut. Kini, secara mental anda telah menciptakan objek baru yang meungkin menyerupai atau tidak menyerupai objek yang anda kenal. Proses kreatif ini merupakan versi sederhana seorang seniman atau musisi dalam menciptakan karyanya.
sedikit menambahkan
BalasHapusMenurut Mayer dan Moreno (2010), teori kognitif pembelajaran yang disajikan pada Gambar 1 didasarkan pada teori beban kognitif dengan fokus mengurangi beban kognitif siswa. Teori beban kognitif memuat tiga jenis pengolahan kognitif selama belajar, yaitu:
1. Beban kognitif intrinsic (intrinsic cognitive load) merupakan beban pikiran dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan tuntutan konten.
2. Beban kognitif germane (germane cognitive load) merupakan beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh tuntutan untuk mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya.
3. Beban kognitif extraneous (extraneous cognitive load) merupakan beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh kerja pikiran yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
Saya sependapat dengan anda, bahwa ada beberapa jenis pengolahan kognitif yang dialami seseorang selama belajar, salah satunya adalah beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh tuntutan untuk mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya.
Hapusbisakah anda jelakkan maksud dari masing2 yang sudah anda deskripsikan tentang :
BalasHapus1. Fase motivasi : siswa yang belajar harus diberi motivasi untuk memanggil informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Fase pengenalan : siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial dari suatu kejadian instruksional, jika belajar akan terjadi.
3. Fase perolehan : apabila siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia telah siap untuk menerima pelajaran.
4. Fase retensi : informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Ini dapat terjadi melalui penggulangan kembali
5. Fase pemanggilan : pemanggilan dapat ditolong dengan memperhatikan kaitan-kaitan antara konsep khususnya antara pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.
6. Fase generalisasi : biasanya informasi itu kurang nilainya, jika tidak dapat diterapkan diluar konteks di mana informasi itu dipelajari.
7. Fase penampilan : tingkah laku yang dapat diamati. Belajar terjadi apabila stimulus mempengaruhi individu sedemikan rupa sehingga performancenya berubah dari situasi sebelum belajar kepada situasi sesudah belajar.
8. Fase umpan balik : para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka yang menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan.
1. Fase Motivasi (motivatim phase)
HapusSiswa (yang belajar) harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan, bahwa belajar akan memperoleh hadiah. Misalnya, siswa-siswa dapat mengharapkan bahwa informasi akan memenuhi keingintahuan mereka tentang suatu pokok bahasan, akan berguna bagi mereka atau dapat menolong mereka untuk memperoleh angka yang lebih baik.
2. Fase Pengenalan (apperehending phase)
Siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial dari suatu kejadian instruksional, jika belajar akan terjadi. Misalnya, siswamemperhatikan aspek-aspek yang relevan tentang apa yang ditunjukkan guru, atau tentang ciri-ciri utama dari suatu bangun datar. Guru dapat memfokuskan perhatian terhadap informasi yang penting, misalnya dengan berkata: “Perhatikan kedua bangun yang Ibu katakan, apakah ada perbedaannya”. Terhadap bahan-bahan tertulis dapat juga melakukan demikian dengan menggaris-bawahi kata, atau kalimat tertentu, atau dengan memberikan garis besarnya untuk setiap bab.
3. Fase Perolehan (acquisition phase)
Bila siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia telah siap untuk menerima pelajaran. Informasi yang disajikan, sudah dikemukakan dalam bab-bab terdahulu, bahwa informasi tidak langsung disimpan dalam memori. Informasi itu diubah menjadi bentuk yang bermakna yang dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam memori siswa. Siswa dapat membentuk gambaran-gambaran mental dari informasi itu, atau membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama. Guru dapat memperlancar proses ini dengan penggunaan pengaturan-pengaturan awal (Ausubel. 1963), dengan membiarkan para siswa melihat atau memanipulasi benda-benda, atau dengan menunjukkan hubungan-hubungan antara informasi baru dan pengetahuan sebelumnya.
4. Fase Retensi (retentim phase)
Informasi yang baru diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Ini dapat terjadi melalui pengulangan kembali (rehearsal), praktek (practice), elaborasi atau lain-lainnya.
5. Fase Pemanggilan (recall)
Mungkin saja kita dapat kehilangan hubungan dengan informasi dalam memori jangka panjang. Jadi bagian penting dalam belajar ialah belajar memperoleh hubungan dengan apa yang telah kita pelajari, untuk memanggil (recall) informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Hubungan dengan informasi ditolong oleh organisasi materi yang diatur dengan baik dengan mengelompokkan menjadi kategori-kategori atau konsep-konsep, lebih mudah dipanggil daripada materi yang disajikan tidak teratur. Pemanggilan juga dapat ditolong, dengan memperhatikan kaitan-kaitan antara konsep-konsep, khususnya antara informasi baru dan pengetahuan sebelumnya.
6. Fase Generalisasi
Biasanya informasi itu kurang nilainya jika tidak dapat diterapkan di luar konteks dimana informasi itu dipelajari. Jadi, generalisasi atau transfer informasi pada situasi-situasi baru merupakan fase kritis dalam belajar. Transfer dapat ditolong dengan meminta para siswa menggunakan keterampilan-keterampilan berhitung baru untuk memecahkan masalah-masalah nyata, setelah mempelajari pemuaian zat, mereka dapat menjelaskan mengapa botol yang berisi penuh dengan air dan tertutup, menjadi retak dalam lemari es.
7. Fase Penampilan
Para siswa harus memperlihatkan, bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui penampilan yang tampak. Misalnya, setelah mempelajari bagaimana menggunakan busur derajat dalam pelajaran matematika, para siswa dapat mengukur besar sudut. Setelah mempelajari penjumlahan bilangan bulat, siswa dapat menjumlahkan dua bilangan yang disebutkan oleh temannya.
8. Fase Umpan Balik
Para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka, yang menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan. Umpan balik ini dapat memberikan reinforsemen pada mereka untuk penampilan yang berhasil.
Bagaimana memunculkan informasi yang ada di memori jangka pendek agar menjadi memori jangka panjang?
BalasHapusMemunculkannya yaitu dengan cara mengulang-ulang informasi yang ada di memori jangka pendek secara terus-menerus dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang, sehingga dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa penyimpanan jangka panjang adalah penyimpanan jangka pendek yang mendapat pengulangan. Kata lainnya kata lainnya penyimpanan jangka panjang tidak akan terbentuk tanpa adanya pengulangan.
HapusDapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci yang akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu pengetahuan yang diingat dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang menyatakan kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 × 10 menit daripada 1 × 60 menit.
Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan mudah adalah:
1. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
2. Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
3. Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru.
bagaimana cara mengolah informasi yang kita dapat agar dapat masuk kedalam memori jangka panjang?
BalasHapusCaranya : memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini sulit untuk hilang, sehingga dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa penyimpanan jangka panjang adalah penyimpanan jangka pendek yang mendapat pengulangan. Kata lainnya kata lainnya penyimpanan jangka panjang tidak akan terbentuk tanpa adanya pengulangan.
HapusDapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci yang akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu pengetahuan yang diingat dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang menyatakan kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 × 10 menit daripada 1 × 60 menit.
Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan mudah adalah:
1. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
2. Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
3. Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru.
pada teori yang melandasi perancangan desain pesan multimedia instruksional terdapat teori pemrosesan ganda,maksudnya seperti apa? jelaskan!
BalasHapus
HapusPenelitian telah menemukan bukti bahwa desain pesan yang berbeda pada multimedia instruksional mempengaruhi kualitas performansi (Pranata, 2004). Beberapa teori yang melandasi perancangan desain pesan multimedia instruksional ialah teori pengkodean ganda, teori muatan kognitif, dan teori pemrosesan ganda. Menurut teori pengkodean ganda manusia memiliki sistem memori kerja yang terpisah untuk informasi verbal dan informasi visual, memori kerja terdiri atas memori kerja visual dan memori kerja auditori. Teori muatan kognitif menyatakan bahwa setiap memori kerja memiliki kapasitas yang terbatas. Sedangkan teori pemrosesan ganda menyatakan bahwa penyampaian informasi lewat multimedia instruksional baru bermakna jika informasi yang diterima diseleksi pada setiap penyimpanan, diorganisasikan ke dalam representasi yang berhubungan, serta dikoneksikan dalam tiap penyimpanan (periksa Gambar 2). Temuan-temuan penelitian (Pranata, 2004) telah menguji kebenaran teori pengkodean ganda (dual-coding theory): terdapat dua buah saluran pemrosesan informasi yang independent yaitu pemrosesan informasi visual (atau memori kerja visual) dan pemrosesan informasi verbal (atau memori kerja verbal); kedua memori kerja tersebut memiliki kapasitas yang terbatas untuk memroses informasi yang masuk. Hal terpenting yang dinyatakan oleh teori muatan kognitif adalah sebuah gagasan bahwa kemampuan terbatas memori kerja, visual maupun auditori, seharusnya menjadi pokok pikiran ketika seseorang hendak mendesain sesuatu pesan multimedia.
menambahkan blog anda :
BalasHapusIngatan Inderawi (II)
Sebagaimana terlihat pada diagram di atas, suatu masukan/informasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut menurut Lefrancois akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui panca indera ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan inderawi’.
Ingatan Jangka Pendek (IJPd)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda dari informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru yang mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai IJPd sebagaimana dinyatakan Gage dan Berliner (1988, p.285) berikut: “When we pay attention to a stimulus, the informations represented by that stimulus goes into short-term memory or working memory.”
Ingatan Jangka Panjang (IJPj)
Mengapa Ibukota Indonesia jauh lebih mudah diingat daripada Ibukota Negeria? Untuk menjawabnya, perlu disadari adanya suatu kenyataan bahwa Jakarta jauh lebih sering disebut dan didengar namanya daripada Lagos; misalnya dari buku, pembicaraan, televisi, ataupun koran. Karenanya, Jakarta sebagai Ibukota Indonesia kemungkinan besar sudah tersimpan di dalam IJPj. Informasi yang sudah tersimpan di dalam IJPj ini sulit untuk hilang, sehingga Jakarta dapat diingat dengan mudah. Jelaslah bahwa IJPj adalah IJPD yang mendapat pengulangan. Kata lainnya IJPj tidak akan terbentuk tanpa adanya pengulangan. Dapatlah disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran.
Apakah menurut anda faktor stimulus sangat penting dalam suatu pemrosesan informasi?
BalasHapusMenurut saya iya karena teori belajar pemrosesan informasi/sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan teori-teori belajar lainnya. Menurut teori sibernetik, "belajar" adalah pemrosesan informasi. Teori ini lebih mementingkan sistem informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Bagaimana proses belajar berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi dari pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Asumsi teori belajar sibernetik :
Hapus1. Antara stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi di mana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
2. Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk atau pun isinya.
3. Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas terbatas.
Apa sih yang di maksud fase penampilan dan berikam contoh ?
BalasHapusFase Penampilan adalah siswa harus memperhatikan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui penampilan yang tampak.Contohnya dalam pembelajaran kimia ketika melakukan praktikum siswa dapat memahami penambahan ini maka hasilnya akan ini dan dengan praktikum siswa dapat memahami materi lebih mudah karena siswa belajar dari sesuatu yang tampak seperti yang dijelaskan fase penampilan ini.
Hapusfaktor apa yang mempengaruhi informasi hanya masuk sampai tahap short term memory dan tidak sampai pada tahap penyimpanan long term memory?
BalasHapusIngatan yang disimpan di dalam STM berlangsung kurang dari 30 detik. Jika disajikan secara serial maka jumlah item yang dapat disimpan dalam STM adalah antara 2 sampai 5 item. Secara umum STM memiliki kapasitas mengingat objek berkisar 7 item, atau antara 5 sampaidengan 9 item. Informasi yang disimpan dalam STM biasanya berupa kode auditori (bunyi), tetapi dapat pula menggunakan kode semantic dan visual.
Hapusjelaskan mengenai : Guru yang tidak menguasai strategi pembelajaran bermedia komputer akan membuat pembelajaran menjadi tidak bermakna.
BalasHapusGuru adalah pengelola teknis pembelajaran di ruang kelas. Keberhasilan guru dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran tergantung pada bagaimana strategi dan pendekatan yang dilakukan oleh guru tersebut.
HapusPengelolaan pembelajaran bertujuan menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien dalam rangka mencapai prestasi belajar siswa yang optimal. Hal ini bukanlah pekerjaan yang ringan dan mudah bagi guru. Banyak indikasi yang menunjukkan sulitnya untuk mengelola pembelajaran. Jadi apabila seorang guru yang tidak menguasai strategi pembelajaran bermedia komputer akan membuat pembelajaran menjadi tidak bermakna artinya proses pembelajaran yang dilakukan oleh si guru akan membingungkan siswa dan siswa tidak dapat memahami materi dengan baik.
Tambahan :
BalasHapusRobert. M. Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Bambang Warsita, dalam bukunya : The Conditioning of Learning mengemukakan bahwa ; Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja Dan Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan (kondisi)
Gagne membuat rumusan yang berisi urutan untuk menimbulkan peristiwa pembelajaran, yaitu :
a. Pembelajaran yang dilakukan dikondisikan untuk menimbulkan minat peserta didik, dan dikondisikan agar perhatian peserta didik terpusat pada pembelajaran sehingga mereka siap untuk menerima pelajaran.
b. Memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui apa yang diharapkan setelah menerima pelajaran.
c. Guru harus mengingatkan kembali konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
d. Guru siap untuk menyampaikan materi pelajaran.
e. Dalam pembelajaran guru memberikan bimbingan atau pedoman kepada siswa untuk belajar.
f. Guru memberikan motivasi untuk memunculkan respon siswa.
g. Guru memberikan umpan balik atau penguatan atas respon yang diberikan siswa baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
h. Mengevaluasi hasil belajar, dan
i. Memperkuat retensi dan transfer belajar.
Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu :
Benda untuk didemostrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar.
Gagne merumuskan “ The domains of Learning “, yaitu :
Kemampuan belajar manusia yang terbagi kepada lima kategori :
a. Motor/skill : ketramppilan motorik.
b. Informasi verbal : dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar.
c. Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan dunia luar yang berkaitan dengan symbol-simbol.
d. Strategi kognitif : organisasi keterampilan yang internal.
e. Sikap.
Gagne membuat rumusan tahapan dalam tujuan dan tingkatan belajar :
Tahapan tujuan belajar diawali dari yang mudah (rendah), sedang, ke sulit (tinggi), dan tahapan ini berbanding lurus dengan tahapan proses belajar, yaitu dari yang paling sederhana ke yang kompleks. Adapun tingkatan belajar ada empat : belajar fakta, belajar konsep, belajar prinsip, dan pemecahan masalah (Harjanto, 2000 : 159).
Jelaskan penggunaan multimedia dalam pembelajaran? apakah berpengaruh terhadap proses penangkapan informasi oleh siswa?
BalasHapusSecara sederhana multimedia diartikan sebagai banyak media atau lebih dari satu media. Menurut Shariffudin (1999) multimedia adalah kombinasi teks, grafis, audio, animasi, video besert perangkatnya yang dapat digunakan pendidik dan peserta didik untuk menjelaskan, berinteraksi dan berkomunikasi dengan bantuan komputer. Anonimus (tanpa tahun) berpendapat bahwa program multimedia adalah media pembelajaran yang berbasis komputer. Media ini menggabungkan dan mensinergikan semua media yang terdiri dari grafis, foto, vifeo, animasi, musik, narasi dan interaktivitas yang dapat diprogramkan berdasarkan teori pembelajaran. Penggunaan multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera terutama telinga dan mata digunakan untuk menyerap informasi itu (Arsyad, 2003: 171). Hal ini sejalan dengan pendapat Flemming dan Levie (Tim Peneliti, 2006: 6) yang menyatakan bahwa apabila pembelajaran dilaksanakan dengan hanya satu media, maka rangsangan yang akan muncul untuk belajar sangat terbatas. Oleh karena itu multimedia digunakan, agar rangsangan yang diterima pebelajar menjadi lengkap karena meliputi rangsangan gabungan audio visual. Dari beberapa pengertian di atas, terlihat bahwa multimedia yang digunakan mengacu pada penggunaan komputer.
HapusPenggunaan Multimedia untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tidak lepas dari indikator aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran, meskipun beberapa faktor seperti minat, motivasi dan pengetahuan prasyarat juga ikut memberi andil baik atau tidaknya proses pembelajaran mereka. Ini tercermin dari hasil Penelitian Dwi Gusfarenie (2007: 31-35) yang mengungkap bahwa indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang mencerminkan kualitas pembelajaran yang dijalani oleh siswa dipengaruhi oleh aktor-faktor seperti kurangnya pengetahuan prasyarat, kebiasaan takut salah dalam menjawab maupun mengajukan pertanyaan. Namun multimedia yang ditampilkan justru dapat meningkatkan minat siswa untuk menyimak/memperhatikan materi yang disajikan. Melvi (2006: 40) mengungkapakan bahwa dalam proses pembelajaran penggunaan multimedia sebagai alternatif media pembelajaran memberikan manfaat, diantaranya : 1) Meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar 2) Membantu memperjelas suatu masalah dengan menggunakan animasi dan video 3) Membantu membangun konsep-konsep yang ada dalam pikiran siswa/mahasiswa 4) Dapat memacu kreativitas siswa/mahasiswa 5) Siswa/mahasiswa menjadi lebih betah dan tidak cepat bosan berada di dalam kelas, sehingga sedikit banyak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman materi yang disampaikan oleh guru 6) Dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar 7) Memberikan proses pembelajaran yang lebih interaktif (ada umpan balik) Disamping itu, multimedia juga bermanfaat untuk membiasakan siswa untuk berinteraksi dengan teknologi terkini dalam menghadapi cara hidup yang canggih di masa depan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBerikan salah satu contoh media yang baik, yang dapat mempermudah memrosesn infromasi yang didapat siswa agar dapat masuk ke memori jangka panjang nya!
BalasHapusMedia yang baik yang dapat mempermudah memrosesan informasi yang didapat siswa agar dapat masuk ke memori jangka panjang siswa tersebut adalah dapat berupa buku, ppt dan lainnya.
Hapussedikit menambahkan,Media pembelajaran berbasis learning management system menjadi salah satu solusi yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran. Beberapa alasan menggunakan media pembelajaran ini adalah(a) terjadi peningkatan efektivitas pembelajaran dan prestasiakademik siswa, (b) menambah kenyamanan, (c) menarik lebih banyak perhatian siswa kepada materi yang disampaikan dalam pembelajaran, (d) dapat diterapkan dengan berbagai tingkat dan model pembelajaran, dan (e) dapat menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya (Kim, 2007:5; Kose, 2010:2796).Media pembelajaran berbasis LMS sangat berguna dalam menyediakan lingkungan/suasana belajar yang lengkap bagi siswa, karena penuh dengan penyediaan dokumen yang terkait modul dalam format elektronik, kesempatan untuk saling belajar bersama-sama,dan kesempatan untuk menyerahkan semua penilaian sumatif secara elektronik. Alasan lain yang mendukung perspektif tersebut adalah bahwa setiap siswa memiliki akses ke semua konten pembelajaran, memiliki fleksibilitas waktu dan momen yang paling cocok untuk kebutuhan siswa dalam belajar, dapat belajar dengan kemampuan kecepatan belajar masing-masing, dan berpartisipasi dalam kesempatan belajar yang interaktif (Alberst et al, 2007:55-56; Kose, 2010:2796).
BalasHapusTambahan
BalasHapuspengulangan merupakan kata kunci dalam proses pembelajaran. Karenanya, latihan selama di kelas atau di rumah merupakan kata kunci yang akan sangat menentukan keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu pengetahuan yang diingat dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, ada guru berpengalaman yang menyatakan kepada siswanya bahwa akan jauh lebih baik untuk belajar 6 × 10 menit daripada 1 × 60 menit.
Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan mudah adalah:
1. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
2. Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4, 49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
3. Sesuatu yang menarik perhatian siswa akan lebih mudah diingat daripada sesuatu yang tidak menarik hatinya. Acara televisi yang menarik perhatian para siswa akan memungkinkan para siswa untuk duduk berjam-jam di depan TV dan jalan ceriteranya akan mampu mereka ingat dengan mudah. Namun hal yang sebaliknya akan terjadi juga, yaitu suatu proses pembelajaran yang tidak menarik perhatian mereka dapat menjadi beban bagi siswa dan tentunya juga bagi para guru.
Sedikit menambahkan
BalasHapusBerdasarkan permasalahan yang sudah diuraikan maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pembelajaran Bebantuan Multimedia Berdasarkan Teori Beban Kognitif yang dapat Meningkatkan Pemahaman Siswa''
Untuk menghindari pemahaman yang berbeda terhadap istilah sehingga peneliti memberikan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Multimedia adalah media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu dengan microsoft powerpoint
2. Beban kognitif merupakan suatu beban mental (mental load) yang terkait dengan perbedaan tugas yang diminta dengan kemampuaan seseorang untuk menguasai tugas tersebut.
3. Teori beban kognitif (Cognitive load Theory) merupakan suatu teori yang menjelaskan fenomena yang dihasilkan oleh pembelajaran dengan memper-timbangkan kemampuan dan batasan rancangan kognitif manusia, teori ini menghubungkan desain karakteristik beban pembelajaran dengan prinsip pengolahan informasi.
4. Pembelajaran berbantuan multi mediaberdasarkan teori beban kognitif merupakan pembelajaran yang dapat mengelola beban kognitif intrinsic, merendahkan beban kognitif extraneous dan meningkatkan beban kognitif germany dengan langkah-langkah (a) menginformasikan
tujuan pembelajaran melalui powerpoint, (b) menyampaikan materi dengan powerpoint, (c) membentuk kelompok (4-5 anak), (d) memberikan tugas (KLS) yang dikerjakan secara
berkelompok, (e) memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan (f) membuat rangkuman tentang materi yang telah dipelajari.